Selasa, 22 Desember 2015

Ekhsanudin : Pustakawan kementrian Kehutanan Republik Indonesia

Akhirnya bisa ketemu langsung dengan teman yang satu ini. Yak beliau adalah Ekhsanudin, teman seangkatan waktu kuliah di jurusan ilmu perpustakaan tahun 2010. Nambah lagi deretan teman-teman yang kiprahnya dengan ruh perpustakaan luar biasa. Ekhshanudin adalah satu-satunya teman yang saat ini ketrima menjadi abdi Negara (PNS) pada rekrutmen yang diikuti pada tahun 2014 kemarin (semoga besok bisa nyusul) dan bekerja di kementrian kehutanan Republik Indonesia. Pekerjaannya sangat padat,  sehingga untuk dapat berkomunikasi dengan beliau tidak mudah dan alhamdulilah bisa bertemu secara langsung disela-sela rutinitasnya keliling wilayah Indonesia. Dalam  kesesmpatan ini penulis akan menguak perjalanan karir seorang ekshan dimana pekerjaanya merupakan sebuah pekerjaan “ideal” yang di damba-dambakan mahasiswa jurusan perpustakaan setelah lulus kuliah (termasuk penulis).
Penulis bersama Ekshan dan teman-teman (Ekhsan berbaju Putih)

Rabu, 16 Desember 2015

Ridwan Nur Arifin: Pustakawan atau Knowledge Manager?

Siapa yang tidak kenal dengan sosok Ridwan Nur Arifin, buat teman-teman IPI angkatan 2010 pasti kenal buanget sama anak yang satu ini. Yang akan melekat di pikiran kita tentang ridwan adalah dia yang selalu nanya  ke dosen saat kuliah, tapi justru karena dia sering nanya itu kini ia mampu menjadi seorang pustakawan yang harus diperhitungkan kompetensinya. Gimana gak diperhitungkan ternyata secara tidak kita sadari dia telah bertransformasi menjadi seorang pustakawan sekaligus knowledge manager. Nha pada kesempatan kali ini saya beruntung bisa menghubungi ridwan untuk dapat menceritakan kisahnya bekerja di sebuah perusahaan dengan nafas pustakawannya. Karena saya tidak mungkin untuk datang langsung ke Bogor maka saya menggali informasi dengan melakukan videocall dengan aplikasi Skype. Jadi informasi dalam blog kali ini penulis lakukan secara online. Daripada semakin penasaran berikut petikan hasil wawancara penulis dengan Ridwan.


Nha wuarrr biyasaa, dari cerita ridwan diatas kita bisa tahu pustakawan itu harus bisa fleksibel dimanapun kita berada kita harus bisa bekerja dengan nafas perpustakaan. Pustakawan harus bisa memberikan yang terbaik dimanapun tempatnya.  Pustakawan harus update kemampuan kepada siapa saja seperti diplomasi. Pada akhirnya lapangan yang akan membentuk kita menjadi seorang yang luar biasa yang berbekal dari ilmu dibangku perkuliahan. Ridwan adalah salah satu bukti bahwa dunia perpustakaan itu luas dan fleksibel, perpustakaan dengan pustakawannya mampu berkontribusi mewarnai kehidupan masyarakat di dunia ini. So?? Masih ragukah anda menjadi pustakawan?.

Senin, 30 November 2015

Triyanto Pustakawan Pegiat TBM Teras Baca Guyub Rukun Dusun Jambon Argosari Sedayu Bantul Yogyakarta

Pada episode kali ini penulis akan menceritakan sebuah kisah inspiratif  yang wajib disimak dari seorang pustakawan sekaligus pegiat TBM  Teras Baca Guyub Rukun di Dusun Jambon Argosari Sedayu Bantul Yogyakarta dia adalah Triyanto, SIP. Kisah inspiratif ini penulis angakat berdasarkan tema yang penulis bawakan dalam blog ini yaitu “Memasyarakatkan Pustakawan Melalui Masyarakat”. Menurut hemat penulis masyarakat memiliki pengaruh besar bagi keberlangsungan sebuah perpustakaan, bekerjanya pustakawan guna melayani kebutuhan masyarakat. Pustakawan lahir dari masyarakat. Pustakawan adalah bagian dari masyarakat. Sehingga jelas bahwa pustakawan  perlu memberikan kontribusinya untuk masyarakat agar pustakawan dapat memasyarakatkan perpustakaan melalui masyarakat. Untuk itu penulis akan mengeksplorasi lebih jauh mengenai peran mas Triyanto sebagai pustakawan sebagai bagaian dari masyarakat yang  merintis berdirinya TBM Teras Baca  Guyub Rukun ini.
 Penulis bersama dengan mas Triyanto 

Jumat, 27 November 2015

Rahmat Sunyoto : Seorang Santri dan Pustakawan


Berasa bangkit dari kubur setelah beberapa Tahun tidak curhat panjang dan lebar di blog. Kali ini dengan wajah baru semangat baru dan cerita yang pasti baru saya akan curhat secara elegan dengan menceritakan korban-korban keusilan saya hehe. Korban pertama saya adalah seorang pustakawan yang luarrr biasa keren kece badai ulala, dialah jengjengjeng mas Rahmat. Sang pustakawan  Junior Perpustakaan Kota Yogyakarta.  Lalu apa hubunganya mas Rahmat sang Pustakawan dengan Santri? Sebelumnya kita lihat  landasan secara teoritis dulu biar nyambung :D
Gambar Penulis ketika wawancara dengan Mas Rahmat