Selasa, 22 Desember 2015

Ekhsanudin : Pustakawan kementrian Kehutanan Republik Indonesia

Akhirnya bisa ketemu langsung dengan teman yang satu ini. Yak beliau adalah Ekhsanudin, teman seangkatan waktu kuliah di jurusan ilmu perpustakaan tahun 2010. Nambah lagi deretan teman-teman yang kiprahnya dengan ruh perpustakaan luar biasa. Ekhshanudin adalah satu-satunya teman yang saat ini ketrima menjadi abdi Negara (PNS) pada rekrutmen yang diikuti pada tahun 2014 kemarin (semoga besok bisa nyusul) dan bekerja di kementrian kehutanan Republik Indonesia. Pekerjaannya sangat padat,  sehingga untuk dapat berkomunikasi dengan beliau tidak mudah dan alhamdulilah bisa bertemu secara langsung disela-sela rutinitasnya keliling wilayah Indonesia. Dalam  kesesmpatan ini penulis akan menguak perjalanan karir seorang ekshan dimana pekerjaanya merupakan sebuah pekerjaan “ideal” yang di damba-dambakan mahasiswa jurusan perpustakaan setelah lulus kuliah (termasuk penulis).
Penulis bersama Ekshan dan teman-teman (Ekhsan berbaju Putih)

Pada bulan-bulan agustus-september 2014 selepas wisuda dan menyandang gelar sarjana ilmu perpustakaan, beberapa teman-teman dari jurusan ilmu perpustakaan termasuk penulis berbondong-bondong mengikuti proses rekruitmen calon pegawai negeri sipil (CPNS). Ada banyak formasi di lembaga-lembaga pemerintah yang membuka lowongan pustakawan. Termasuk ekhsan beliau ikut mendaftar formasi CPNS pustakawan, memilih formasi pada kementrian karena menurut beliau kemungkinan saingannya sedikit sehingga kemungkinan diterima akan lebih banyak. Dan ternyata triknya berhasil, beliau diterima menjadi PNS setelah melalui serangkain proses panjang. Kementrian kehutanan berada di Jakarta di Jl. Gatot Subroto Senayan.
Posisi ekshan di kementrian kehutanan awalanya ada di sub pusat data dan informasi namun setelah kementrian kehutanan dan lingkungan hidup dilebur menjadi satu maka ada beberapa sub bidang yang tidak merata sehingga ekshan dipindah di bagian sub bidang direktorat jendral perubahan iklim. Bentuk pekerjaan pada bidang ini adalah mengontrol kadar emisi, mengontrol efek rumah kaca di daerah-daerah, yang nantinya hasilnya untuk merumuskan dalam Adipura setiap daerah di Indoensia. Jadi pekerjaanya keliling daerah-daerah di Indonesia dan hampir semua wilayah di Indoensia sudah dijelajahi oleh ekshan. Luarrr biasa bisa keliling Indonesia gratis :D. bidang pekerjaanya tersebut tidak berhubungan langsung dengan “Perpustakaan” seperti apa yang ada dibenak teman-teman pada umumnya beliau kini menjadi staff di kementrian seperti staff pada umumnya. Jadi pekerjaannya sebenarnya tidak ada hubungandengan perpus secara langsung seperti pengolahaan pelayanan. Namun menurut ekshan ilmu atau ruh dari perpustakaan masih terus ada di dalam dirinya di setiap langkah kehidupanya dalam bekerja. Contoh kongkritnya saat kuliah kita diajarkan pengelolaan informasi bagaimana mencari informasi yang benar pake bolean operator (kuliah Temu Kembali Informasi pengampu Ibu Marwiyah) yang telah membantu ekshan ketika beliau harus membuat draft yang berhubungan dengan pekerjaanya. Bayangkan saja kalau dalam membuat draft sumber informasinya salah ketika diajukan ke pimpinan disetujui dan menghasilkan regulasi yang merugikan hajat rakyat Indonesia maka akan berakibat fatal.
Lalu muncul dibenak penulis apakah ekshan tidak galau atau merasa gimana gitu ketika bekerja awalnya dengan formasi pustakawan tetapi pada kenyataanya malah jauh berbeda dengan yang ditentukan. Ternyata ekshan enjoy-enjoy saja beliau sengang dengan pekerjaan barunya itu, sehingga ia dapat ilmu baru, teman baru, dan pengalaman baru. Misalnya gimana cara menghitung kebekaran hutan gimana cara menanganinya. Kesulitan yang dialami ekshan selama ini adalah ketika awal-awal ia harus beradaptasi dengan pekerjaan barunya itu yang belum pernah dibayangkanya. Untuk itu ia belajar secara otodidak melihat informasi dari internet atau belajar secara langsung dengan tim se pekerjaanya.
Masih teringat jelas dibenak kita ketika terjadi bencana asap yang diakibatkan oleh kebakaran hutan di bulan-bulan lalu. Dalam kondisi seperti itu eksahan dengan bidang pekerjaanya harus masuk ke hutan untuk melihat seberapa jauh kebakaran hutanya dan mencari solusi bagaimana memadamkan api apakah dengan cara menyemprotkan menggunakan selang atau menggunakan hujan buatan. Kejadian yang sangat menyita perhatian seluruh warga indoensia bahkan menjadi bencana nasional itu menjadi sebuah pengalaman yang tidak terlupakan bagi ekshan yang baru 2 tahunan kerja di kementrian kehutanan.
Dengan pengalaman kerja selama ini ekshan rasakan, menurut ekshan kompetensi yang harus ditingkatkan pustakawan adalah membaca karena membaca adalah pintu dari segala hal. Melalui membaca kita dapat menyaring informasi dengan baik mana informasi yang benar mana informasi yang salah karena seperti kita ketahui bahwa bidang pekerjaan kita berhubungan langsung dengan informasi maka kita harus dapat mengelola informasi sebaik mungkin. Ekshan juga berpesan kita sebagai pustakawan jangan pernah berhenti untuk belajar, belajar apapun itu yang dapat bermanfaat untuk hajat orang banyak. Karena kita tidak dapat mengandalkan ilmun yang kita miliki saja yang didapatkan di bangku kuliah saja. Ketika kita dihadapkan pada dunia pekerjaan maka banyak hal-hal diluar keilmuan kita yang justru menjadi bekal utama melakukan pekerjaan.  Seperti Quote atau prinsip hidup yang dipegang ekshan “Jangan pernah Berhenti Belajar Jangan Pernah Mau Menjadi Bodoh”.
Pustakawan menurut ekshan adalah sebuah profesi yang keren namun banyak teman-teman pustakawan yang belum menstandarkan dirinya sebagai pustakawan. Hanya menuntut untuk dapat diterima ditengah-tengah masyarakat misalnya diangkat menjadi PNS tetapi belum memberikan kontribusi yang berarti bagi masyarakat penggunanya. jadi sebelum menuntut kita harus melihat diri kita terlebih dahulu hal apa yang sudah kita berikan bagai orang lain.
Kiprahnya selama ini telah mengantarkan ekshan melihat dunia, Indoensia dari sabang samapai merauke sudah dikunjungi yang belum hanya beberapa seperti Pulau Komodo, mamuju, yang kira-kira tidak ada kaitanya dengan pekerjaanya. Untuk kancah Luar Negeri dalam kurun waktu 2 tahun ini ia telah mengunjungi Korea Selatan dan Perancis untuk menghadiri kegiatan yang berhubungan dengan bidang pekerjaanya. Ini adalah salah satu  bukti bahwa dengan pekerjaannya telah mengantarkan ia untuk melihat dunia.  Ketika kita bisa bekerja secara profesional di manapun tempatnya seperti apa bentuk pekerjaannya kita tetap akan menjadi orang yang diperhitungkan. Dengn tetap memegang teguh ruh perpustakaannya ekshan berusaha mewarnai cerita pustakawan ini untuk menjelaskan kepada pustakawan-pustakawan dan calon pustakawan bahwa perpustakaan tidak selebar daun kelor yang hanya seperti itu rutinitas kerjanya. Diluar sana ada banyak hal yang menraik dan tetap ber ruh kan perpustakaan. Soo masih merasa salah masuk jurursan ilmu perpustakaan ???


Tidak ada komentar:

Posting Komentar