Akhirnya bisa ketemu langsung dengan
teman yang satu ini. Yak beliau adalah Ekhsanudin, teman seangkatan waktu
kuliah di jurusan ilmu perpustakaan tahun 2010. Nambah lagi deretan teman-teman
yang kiprahnya dengan ruh perpustakaan luar biasa. Ekhshanudin adalah
satu-satunya teman yang saat ini ketrima menjadi abdi Negara (PNS) pada rekrutmen
yang diikuti pada tahun 2014 kemarin (semoga besok bisa nyusul) dan bekerja di
kementrian kehutanan Republik Indonesia. Pekerjaannya sangat padat, sehingga untuk dapat berkomunikasi dengan
beliau tidak mudah dan alhamdulilah bisa bertemu secara langsung disela-sela
rutinitasnya keliling wilayah Indonesia. Dalam kesesmpatan ini penulis akan menguak
perjalanan karir seorang ekshan dimana pekerjaanya merupakan sebuah pekerjaan “ideal”
yang di damba-dambakan mahasiswa jurusan perpustakaan setelah lulus kuliah
(termasuk penulis).
Penulis bersama Ekshan dan teman-teman (Ekhsan berbaju Putih)
Pada bulan-bulan agustus-september 2014
selepas wisuda dan menyandang gelar sarjana ilmu perpustakaan, beberapa
teman-teman dari jurusan ilmu perpustakaan termasuk penulis berbondong-bondong
mengikuti proses rekruitmen calon pegawai negeri sipil (CPNS). Ada banyak
formasi di lembaga-lembaga pemerintah yang membuka lowongan pustakawan. Termasuk
ekhsan beliau ikut mendaftar formasi CPNS pustakawan, memilih formasi pada
kementrian karena menurut beliau kemungkinan saingannya sedikit sehingga
kemungkinan diterima akan lebih banyak. Dan ternyata triknya berhasil, beliau
diterima menjadi PNS setelah melalui serangkain proses panjang. Kementrian kehutanan
berada di Jakarta di Jl. Gatot Subroto Senayan.
Posisi ekshan di kementrian kehutanan
awalanya ada di sub pusat data dan informasi namun setelah kementrian kehutanan
dan lingkungan hidup dilebur menjadi satu maka ada beberapa sub bidang yang tidak
merata sehingga ekshan dipindah di bagian sub bidang direktorat jendral
perubahan iklim. Bentuk pekerjaan pada bidang ini adalah mengontrol kadar
emisi, mengontrol efek rumah kaca di daerah-daerah, yang nantinya hasilnya
untuk merumuskan dalam Adipura setiap daerah di Indoensia. Jadi pekerjaanya
keliling daerah-daerah di Indonesia dan hampir semua wilayah di Indoensia sudah
dijelajahi oleh ekshan. Luarrr biasa bisa keliling Indonesia gratis :D. bidang
pekerjaanya tersebut tidak berhubungan langsung dengan “Perpustakaan” seperti
apa yang ada dibenak teman-teman pada umumnya beliau kini menjadi staff di
kementrian seperti staff pada umumnya. Jadi pekerjaannya sebenarnya tidak ada
hubungandengan perpus secara langsung seperti pengolahaan pelayanan. Namun
menurut ekshan ilmu atau ruh dari perpustakaan masih terus ada di dalam dirinya
di setiap langkah kehidupanya dalam bekerja. Contoh kongkritnya saat kuliah
kita diajarkan pengelolaan informasi bagaimana mencari informasi yang benar
pake bolean operator (kuliah Temu Kembali Informasi pengampu Ibu Marwiyah)
yang telah membantu ekshan ketika beliau harus membuat draft yang berhubungan
dengan pekerjaanya. Bayangkan saja kalau dalam membuat draft sumber
informasinya salah ketika diajukan ke pimpinan disetujui dan menghasilkan
regulasi yang merugikan hajat rakyat Indonesia maka akan berakibat fatal.
Lalu muncul dibenak penulis apakah ekshan
tidak galau atau merasa gimana gitu ketika bekerja awalnya dengan formasi
pustakawan tetapi pada kenyataanya malah jauh berbeda dengan yang ditentukan. Ternyata
ekshan enjoy-enjoy saja beliau sengang dengan pekerjaan barunya itu, sehingga
ia dapat ilmu baru, teman baru, dan pengalaman baru. Misalnya gimana cara
menghitung kebekaran hutan gimana cara menanganinya. Kesulitan yang dialami
ekshan selama ini adalah ketika awal-awal ia harus beradaptasi dengan pekerjaan
barunya itu yang belum pernah dibayangkanya. Untuk itu ia belajar secara
otodidak melihat informasi dari internet atau belajar secara langsung dengan
tim se pekerjaanya.
Masih teringat jelas dibenak kita ketika
terjadi bencana asap yang diakibatkan oleh kebakaran hutan di bulan-bulan lalu.
Dalam kondisi seperti itu eksahan dengan bidang pekerjaanya harus masuk ke
hutan untuk melihat seberapa jauh kebakaran hutanya dan mencari solusi
bagaimana memadamkan api apakah dengan cara menyemprotkan menggunakan selang
atau menggunakan hujan buatan. Kejadian yang sangat menyita perhatian seluruh
warga indoensia bahkan menjadi bencana nasional itu menjadi sebuah pengalaman
yang tidak terlupakan bagi ekshan yang baru 2 tahunan kerja di kementrian
kehutanan.
Dengan pengalaman kerja selama ini ekshan
rasakan, menurut ekshan kompetensi yang harus ditingkatkan pustakawan adalah
membaca karena membaca adalah pintu dari segala hal. Melalui membaca kita dapat
menyaring informasi dengan baik mana informasi yang benar mana informasi yang
salah karena seperti kita ketahui bahwa bidang pekerjaan kita berhubungan
langsung dengan informasi maka kita harus dapat mengelola informasi sebaik
mungkin. Ekshan juga berpesan kita sebagai pustakawan jangan pernah berhenti
untuk belajar, belajar apapun itu yang dapat bermanfaat untuk hajat orang
banyak. Karena kita tidak dapat mengandalkan ilmun yang kita miliki saja yang
didapatkan di bangku kuliah saja. Ketika kita dihadapkan pada dunia pekerjaan
maka banyak hal-hal diluar keilmuan kita yang justru menjadi bekal utama
melakukan pekerjaan. Seperti Quote atau
prinsip hidup yang dipegang ekshan “Jangan pernah Berhenti Belajar Jangan
Pernah Mau Menjadi Bodoh”.
Pustakawan menurut ekshan adalah sebuah
profesi yang keren namun banyak teman-teman pustakawan yang belum menstandarkan
dirinya sebagai pustakawan. Hanya menuntut untuk dapat diterima ditengah-tengah
masyarakat misalnya diangkat menjadi PNS tetapi belum memberikan kontribusi
yang berarti bagi masyarakat penggunanya. jadi sebelum menuntut kita harus
melihat diri kita terlebih dahulu hal apa yang sudah kita berikan bagai orang
lain.
Kiprahnya selama ini telah mengantarkan
ekshan melihat dunia, Indoensia dari sabang samapai merauke sudah dikunjungi
yang belum hanya beberapa seperti Pulau Komodo, mamuju, yang kira-kira tidak
ada kaitanya dengan pekerjaanya. Untuk kancah Luar Negeri dalam kurun waktu 2
tahun ini ia telah mengunjungi Korea Selatan dan Perancis untuk menghadiri
kegiatan yang berhubungan dengan bidang pekerjaanya. Ini adalah salah satu bukti bahwa dengan pekerjaannya telah
mengantarkan ia untuk melihat dunia. Ketika
kita bisa bekerja secara profesional di manapun tempatnya seperti apa bentuk
pekerjaannya kita tetap akan menjadi orang yang diperhitungkan. Dengn tetap
memegang teguh ruh perpustakaannya ekshan berusaha mewarnai cerita pustakawan
ini untuk menjelaskan kepada pustakawan-pustakawan dan calon pustakawan bahwa
perpustakaan tidak selebar daun kelor yang hanya seperti itu rutinitas
kerjanya. Diluar sana ada banyak hal yang menraik dan tetap ber ruh kan
perpustakaan. Soo masih merasa salah masuk jurursan ilmu perpustakaan ???
Tidak ada komentar:
Posting Komentar