Untuk cerita pustakawan kali ini
akan penulis angkat berdasarkan cerita pengalaman priadi penulis bekerja di
Pojok baca BPAD DIY yang berada di Rumasakit Bethesda. Pojok baca ini merupakan
sebuah layanan yang diberikan BPAD DIY dalam rangka menumbuhkan minat baca
masyarakat yang sedang berkunjung di suatu rumasakit dengan menyediakan bahan
beragam bahan bacaan mulai dari koleksi anak, koleksi untuk dewasa atau reamaj,
koleksi untuk ibu-ibu, dan juga untuk bapak-bapak pokoknya lengkap. Jumlah
koleksi yang disediakan sekitar 200 eksemplar dengan beragam jenis koleksi.
Untuk menarik minat pengunjung BPAD DIY mendisplay buku tersebut di sebuah rak
yang berwarna hijau orange sehingga dapat menarik perhatian pengunjung
rumasakit.
Gambar pojok baca di rumasakit bethesda
Banyak hal yang penulis dapatkan
ketika bekerja paling sering adalah diajaki curhat kehidupan oleh pasien entah
itu mengenai penyakit yang di deritanya, karir pekerjaanya, bahkan samapai
mengenai proses hidupnya sampai dengan detik ini. Sehingga penulis menjadi
banyak bersyukur dan belajar tentang kehidupan. Ada cerita yang paling menarik
dari slaah satu pasien korban kecelakaan seorang siswi SMA kelas 1 yang
mengalami kecelakaan bersama kekasihnya pasien tersebut bernama Pinkan. Akibat kecelakaan
itu dia harus menderita patah tulang pada paha dan tulang lututnya remuk. Yang lebih
parah lagi kekasihnya yang mengemudikan sepeda motor tersebut meninggal dunia
seketika di tempat keajdian. Penulis belajar arti ikhlas bagaimana mengilkhlaskan
orang yang ia sayangi pergi selama-lamanya dalam kejadian yang melibatkannya,
ia juga harus mengikhlaskan kakinya tidak dapat berfungsi seperti sediakala. Tidak
bisa dibayangkan bagaimana orang yang masih bersamanaya dalam waktu yang cepat
harus pergi untuk selamanya. Penulis belejar ketegaran, keilkhlasan, arti hidup
dimana kematian adalah hal yang paling dekat dengan kita dan tak lupa terus
berucap syukur samapai detik ini masih diberikan kehidupan oleh Allah. Bekerja di pojok baca rumah sakit akan terus
memberikan kita pelajaran hidup yang tidak pernah di dapatkan sebelumnya di
bangku perkuliahan. Membangun kedekatan dengan pasien adalah salah satu syarat utama
agar pasien mau mengakses informasi di pojok baca. Selian itu ada beberpa
kompetensi yang perlu kita tingkatkan kaitanya dalam bekerja di pojok baca. Berikut
penjelasan dari penulis.
Gambar salah satu pasien yang sekligus penunjung pojok baca
Pertama dan paling utama adalah
Komunikasi, seperti kita ketahui komunikasi memegang peran penting dalam
kegiatan pelayanan di perpustakaan. Pelayanan merupakan salah satu kegaiatan
pokok yang dilakukan perpustakaan dalam rangka melayani kebutuhan penggunanya.
Di Pojok Baca jenis pengguna yang dilayani sanagat beragam bahkan lebih beragam
dari penguna di perpustakaan umum. Mengingat penguna merupakan pasien atau
keluarga pasien yang datang untuk berobat ke rumah sakit. Selain dari pengunjung yang datang ke
rumah sakit , ada juga doctor, perawat, cleaning service, serta pegawai rumah
sakit lainnya, intinya semua orang yang datang ke rumahsakit dapat menggakses
informasi ke pojok baca. Pengunjung yang datang untuk berobat ke rumasakit
sangat beragam dari beragam profesi, beragam lapisan masyarakat, dan beragam
usia. Dengan beragam karakteristik yang dimiliki setiap pengunjung maka dalam
berkomunikasi diperlukan ketrampilan tersendiri. Pustakawan perlu memperhatikan
siapa yang diajak berkomunikasi misalnya anak kecil maka kita harus bisa
berkomunikasi se interaktif mungkin agar mereka merasa nyaman dan senang
sehingga dia mau meminjam koleksi yang disediakan. Ketrampilan komunikasi
sangat diasah ketika bekerja di pojok baca. Selain itu kita perlu memperhatikan
bentuk komunikasi yaitu komunikasi
verbal dan Non verbal. Seperti dijelaskan oleh Caputo dalam bukunya Asretive
Librarian bahwa komunikasi nonverbal memiliki peranan penting dalam komunikasi.
Misalnya ketika kita melihat gerakan tubuh atau mata pengunjung yang terlihat
bingung lalu dengan sigap kita dekati dan menanyakan apa yang akan dipinjam dan
dibantu menemukan buku yang mereka inginkan sehinga pustakawan lebih assertive
dalam melayani penunanya. Selian itu penampilan yang juga termasuk dalam
komunikasi nonverbal juga memiliki pernan penting dalam melayani, logikanya
ketika pustakawan yang melayani berpenampilan menarik, rapi, sopan, maka
pengguna akan merasa nyaman karena pustakawan berhubungan langsun dengan
penggunanya jadi kesan pertama menjadi penting.
Kedua, inovasi dalam melayani penggunanya. Inovasi disini penulis maksudkan karena kebanyakan
pengguna akan merasa bosan bila yang dilihat bukunya hanya itu-itu saja,
sehingga diperlukan inovasi misalnya rolling peletakan display buku. Inovasi
juga perlu dilakukan dalam rangka mengajak pengguna untuk dapat memanfaatkan
koleksi yang disediakan atau inovasi dalam mempromosikan layanan pojok baca
ini. Selama penulis bekerja belum ada inovasi yang dilakukan selain me rolling
display koleksi, penulis belum menemukan inovasi yang tepat dengan
karakteristik pengguna agar mau mengakses informasi mengingat karakteristik
penggunanya yang beragam.
Ketiga Kretaivitas, kreativitas
sangat diperlukan dalam rangka mempromosikan layanan pojok baca ini.
Kretaivitas yang dimaksud adalah bagaimana mengajak penguna untuk mau membaca
koleksi yang ada di pojok baca. Kreativitas tersebut juga harus disesuaikan
dengan karakteristik pengguna serta lingkungan tempat bekerja. Selama ini pojok
baca yang ada di Bethesda letaknya kurang strategis di persimpangan jalan
sehingga kurang leluasa untuk membuat sesuatau yang dapat menarik perhatian
pengunjungnya. Kreativitas pustakawan selama ini hanya sebatas membuat petunjuk
membuat tulisan yang dapat menarik
perhatian pengunjung.
Pada dasaranya dimanapun tempatnya
kita bekerja kita harus beradaptasi dan mengembangkan diri kita agar dapat
bekerja sebaik-baiknya. Skill pribadi ketika terjun di dunia pekerjaan sangat
diperlukan seperti komunikasi. Komunikasi bukan skill yang instant, tetapi
proses yang menjadikan seseorang dapat berkomunikasi dengan baik. Seringya berinteraksi
dengan masyarakat adalah salah satu cara yang dapat dilakukan untuk melatih
skill komunikasi kita. karena kekuatan masyarakat dapat menjadikan kita lebih
bermanfaat melalui jalur perpustakaan ini. Seperti yang penulis selalu ungkapkan bahwa
pustakawan perlu bermasyarakat dengan memasyaraktkan
pustakawan melalui masyarakat.
Banyak sekali cerita-cerita
menarik pustakawan di luar sana yang belum kita ketahui dan belum sempat di
tuangkan dalam blog ini karena pada dasarnya ketika setiap pustakawan bekerja
pasti selalu punya cerita “Pustakawan Punya Cerita”. Dan penulis berharap
dengan kehadiran blog ini dapat bermanfaat dalam memberikan informasi mengenai
dunia kepustakawanan dan perpustakaan bagaimana menjadi pustakawan saat bekerja
di berbagai tempat. Penulis berharap semoga blog ini bisa terus memberikan
informasi bagi teman-teman pustakawan dan menjadi bukti betapa kerennya kita bekerja
sebaai pustakawan. Maju terus pustakawan
Indonesia..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar