Sabtu, 09 Januari 2016

Serba-Serbi Pojok Baca BPAD DIY di Rumasakit Bethesda

Untuk cerita pustakawan kali ini akan penulis angkat berdasarkan cerita pengalaman priadi penulis bekerja di Pojok baca BPAD DIY yang berada di Rumasakit Bethesda. Pojok baca ini merupakan sebuah layanan yang diberikan BPAD DIY dalam rangka menumbuhkan minat baca masyarakat yang sedang berkunjung di suatu rumasakit dengan menyediakan bahan beragam bahan bacaan mulai dari koleksi anak, koleksi untuk dewasa atau reamaj, koleksi untuk ibu-ibu, dan juga untuk bapak-bapak pokoknya lengkap. Jumlah koleksi yang disediakan sekitar 200 eksemplar dengan beragam jenis koleksi. Untuk menarik minat pengunjung BPAD DIY mendisplay buku tersebut di sebuah rak yang berwarna hijau orange sehingga dapat menarik perhatian pengunjung rumasakit.


Gambar pojok baca di rumasakit bethesda
Selama 6 hari bekerja di pojok baca penulis telah mendapatkan berbagai pengalaman yang mungkin tidak pernah penulis bayangkan sebelumnya. Dimana ketika kuliah S1 cita-cita setelah lulus adalah menjadi pustakawan PNS di suatu instansi atau menjadi pustakawan di suatu sekolah standar seperti yang ada. Namun tidak disangka penulis mendapatkan kesempatan untuk menimba ilmu sekaligus menyalurkan ilmu yang didapat dalam model dan situasi yang berbeda. Tentunya banyak tantangan dan hambatan ketika bekerja terlebih penulis tergolong anak baru, baru datang ke dunia kerja sehingga banyak hal yang harus dipelajari. Dalam ulasan blog kali ini penulis akan menyampaikan kompetensi pustakawan yang dibutuhkan saat bekerja, berdasarkan pengalaman penulis ketika bekerja di Pojok Baca BPAD DIY.
Banyak hal yang penulis dapatkan ketika bekerja paling sering adalah diajaki curhat kehidupan oleh pasien entah itu mengenai penyakit yang di deritanya, karir pekerjaanya, bahkan samapai mengenai proses hidupnya sampai dengan detik ini. Sehingga penulis menjadi banyak bersyukur dan belajar tentang kehidupan. Ada cerita yang paling menarik dari slaah satu pasien korban kecelakaan seorang siswi SMA kelas 1 yang mengalami kecelakaan bersama kekasihnya pasien tersebut bernama Pinkan. Akibat kecelakaan itu dia harus menderita patah tulang pada paha dan tulang lututnya remuk. Yang lebih parah lagi kekasihnya yang mengemudikan sepeda motor tersebut meninggal dunia seketika di tempat keajdian. Penulis belajar arti ikhlas bagaimana mengilkhlaskan orang yang ia sayangi pergi selama-lamanya dalam kejadian yang melibatkannya, ia juga harus mengikhlaskan kakinya tidak dapat berfungsi seperti sediakala. Tidak bisa dibayangkan bagaimana orang yang masih bersamanaya dalam waktu yang cepat harus pergi untuk selamanya. Penulis belejar ketegaran, keilkhlasan, arti hidup dimana kematian adalah hal yang paling dekat dengan kita dan tak lupa terus berucap syukur samapai detik ini masih diberikan kehidupan oleh Allah.  Bekerja di pojok baca rumah sakit akan terus memberikan kita pelajaran hidup yang tidak pernah di dapatkan sebelumnya di bangku perkuliahan. Membangun kedekatan dengan pasien adalah salah satu syarat utama agar pasien mau mengakses informasi di pojok baca. Selian itu ada beberpa kompetensi yang perlu kita tingkatkan kaitanya dalam bekerja di pojok baca. Berikut penjelasan dari penulis.


Gambar salah satu pasien yang sekligus penunjung pojok baca
Pertama dan paling utama adalah Komunikasi, seperti kita ketahui komunikasi memegang peran penting dalam kegiatan pelayanan di perpustakaan. Pelayanan merupakan salah satu kegaiatan pokok yang dilakukan perpustakaan dalam rangka melayani kebutuhan penggunanya. Di Pojok Baca jenis pengguna yang dilayani sanagat beragam bahkan lebih beragam dari penguna di perpustakaan umum. Mengingat penguna merupakan pasien atau keluarga pasien yang datang untuk berobat ke rumah  sakit. Selain dari pengunjung yang datang ke rumah sakit , ada juga doctor, perawat, cleaning service, serta pegawai rumah sakit lainnya, intinya semua orang yang datang ke rumahsakit dapat menggakses informasi ke pojok baca. Pengunjung yang datang untuk berobat ke rumasakit sangat beragam dari beragam profesi, beragam lapisan masyarakat, dan beragam usia. Dengan beragam karakteristik yang dimiliki setiap pengunjung maka dalam berkomunikasi diperlukan ketrampilan tersendiri. Pustakawan perlu memperhatikan siapa yang diajak berkomunikasi misalnya anak kecil maka kita harus bisa berkomunikasi se interaktif mungkin agar mereka merasa nyaman dan senang sehingga dia mau meminjam koleksi yang disediakan. Ketrampilan komunikasi sangat diasah ketika bekerja di pojok baca. Selain itu kita perlu memperhatikan bentuk komunikasi  yaitu komunikasi verbal dan Non verbal. Seperti dijelaskan oleh Caputo dalam bukunya Asretive Librarian bahwa komunikasi nonverbal memiliki peranan penting dalam komunikasi. Misalnya ketika kita melihat gerakan tubuh atau mata pengunjung yang terlihat bingung lalu dengan sigap kita dekati dan menanyakan apa yang akan dipinjam dan dibantu menemukan buku yang mereka inginkan sehinga pustakawan lebih assertive dalam melayani penunanya. Selian itu penampilan yang juga termasuk dalam komunikasi nonverbal juga memiliki pernan penting dalam melayani, logikanya ketika pustakawan yang melayani berpenampilan menarik, rapi, sopan, maka pengguna akan merasa nyaman karena pustakawan berhubungan langsun dengan penggunanya jadi kesan pertama menjadi penting.
Kedua, inovasi  dalam melayani penggunanya. Inovasi  disini penulis maksudkan karena kebanyakan pengguna akan merasa bosan bila yang dilihat bukunya hanya itu-itu saja, sehingga diperlukan inovasi misalnya rolling peletakan display buku. Inovasi juga perlu dilakukan dalam rangka mengajak pengguna untuk dapat memanfaatkan koleksi yang disediakan atau inovasi dalam mempromosikan layanan pojok baca ini. Selama penulis bekerja belum ada inovasi yang dilakukan selain me rolling display koleksi, penulis belum menemukan inovasi yang tepat dengan karakteristik pengguna agar mau mengakses informasi mengingat karakteristik penggunanya yang beragam.

Ketiga Kretaivitas, kreativitas sangat diperlukan dalam rangka mempromosikan layanan pojok baca ini. Kretaivitas yang dimaksud adalah bagaimana mengajak penguna untuk mau membaca koleksi yang ada di pojok baca. Kreativitas tersebut juga harus disesuaikan dengan karakteristik pengguna serta lingkungan tempat bekerja. Selama ini pojok baca yang ada di Bethesda letaknya kurang strategis di persimpangan jalan sehingga kurang leluasa untuk membuat sesuatau yang dapat menarik perhatian pengunjungnya. Kreativitas pustakawan selama ini hanya sebatas membuat petunjuk membuat tulisan  yang dapat menarik perhatian pengunjung.
Pada dasaranya dimanapun tempatnya kita bekerja kita harus beradaptasi dan mengembangkan diri kita agar dapat bekerja sebaik-baiknya. Skill pribadi ketika terjun di dunia pekerjaan sangat diperlukan seperti komunikasi. Komunikasi bukan skill yang instant, tetapi proses yang menjadikan seseorang dapat berkomunikasi dengan baik. Seringya berinteraksi dengan masyarakat adalah salah satu cara yang dapat dilakukan untuk melatih skill komunikasi kita. karena kekuatan masyarakat dapat menjadikan kita lebih bermanfaat melalui jalur perpustakaan ini.  Seperti yang penulis selalu ungkapkan bahwa pustakawan perlu bermasyarakat  dengan memasyaraktkan pustakawan melalui masyarakat.
Banyak sekali cerita-cerita menarik pustakawan di luar sana yang belum kita ketahui dan belum sempat di tuangkan dalam blog ini karena pada dasarnya ketika setiap pustakawan bekerja pasti selalu punya cerita “Pustakawan Punya Cerita”. Dan penulis berharap dengan kehadiran blog ini dapat bermanfaat dalam memberikan informasi mengenai dunia kepustakawanan dan perpustakaan bagaimana menjadi pustakawan saat bekerja di berbagai tempat. Penulis berharap semoga blog ini bisa terus memberikan informasi bagi teman-teman pustakawan dan  menjadi bukti betapa kerennya kita bekerja sebaai pustakawan.  Maju terus pustakawan Indonesia..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar